GRAYING HIPSTER

GRAYING HIPSTER


Man Proposes, God Disposes

Dua Teladan Wimar Witoelar



wimarARNOLD Toynbee, seorang sejarawan terkemuka, sekali waktu menyatakan bahwa sejarah perubahan sering kali mengandalkan kehadiran apa yang ia sebut sebagai creative minority, yaitu sejumlah kecil orang yang ide dan gagasannya menular dan kemudian diadopsi sehingga menjadi landasan pergerakan zaman.

Rezim otoritarian di mana pun, termasuk di Indonesia semasa Orde Baru, akan berusaha menghegemoni alam pikir warganya hingga menerima tanpa keberatan kekuasaan tanpa perwakilan dan kekuasaan tanpa kontrol yang memadai dan menerimanya sebagai kewajaran belaka.

Di bawah rezim Orde Baru yang hegemonik, mereka yang kritis dan melawan justru dilihat sebagai sekelompok orang aneh di mata masyarakat umum yang menerima ketidakbebasan. Namun, ketika direfleksikan ke belakang, akan disadari peran kelompok minoritas kreatif yang signifikan dalam menjaga semangat perubahan.

Wimar Witoelar salah satu "orang aneh" tersebut, mengingat jejaknya dalam episode peralihan sistem politik kita dari otoritarianisme menuju demokrasi yang hingga hari ini masih berjalan dengan segala pasang-surutnya. Read More…
.blog-entry { margin-bottom: 120px;margin-top: 90px;font-size: 20px; font-weight:300; line-height: 28px; color:#111; -ms-text-size-adjust: 100%; -webkit-text-size-adjust: 100%; }